PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita sering melihat atau menemui benda yang mengalami gerak jatuh
bebas, misalnya gerak buah yang jatuh dari pohon, gerak benda yang
dijatuhkan dari ketinggian tertentu atau bahkan gerak manusia yang jatuh dari
atap rumah. Mengapa benda mengalami gerak jatuh bebas? Gerak Jatuh Bebas alias
GJB merupakan salah satu contoh umum dari Gerak Lurus Berubah Beraturan. Apa
hubungannya? Apa yang anda amati ketika melihat benda melakukan gerak jatuh
bebas? misalnya ketika buah mangga yang sangat enak, lezat, manis dan bergizi
jatuh dari pohonnya. Jika kita amati secara sepintas, benda yang mengalami
gerak jatuh bebas seolah-olah memiliki kecepatan yang tetap atau dengan kata
lain benda tersebut tidak mengalami percepatan. Kenyataan yang terjadi, setiap
benda yang jatuh bebas mengalami percepatan tetap. Alasan ini menyebabkan gerak
jatuh bebas termasuk contoh umum GLBB.
Bagaimana membuktikan bahwa benda yang mengalami gerak jatuh bebas mengalami
percepatan tetap? secara matematis akan kita buktikan pada pembahasan penurunan
persamaan Gerak Jatuh Bebas.
Analogi yang
mudah untuk memahami gerak jatuh bebas adalah saat kita menancapkan dua paku di
tanah yang lembut, di mana ketinggian kedua paku tersebut sama terhadap
permukaan tanah. Selanjutnya, jatuhkan sebuah batu (sebaiknya batu yang
permukaannya datar) dengan ketinggian yang berbeda pada masing-masing
paku. Anda akan melihat bahwa paku yang dijatuhi batu dengan ketingian lebih
tinggi tertancap lebih dalam dibandingkan paku yang lain. hal ini menunjukkan
bahwa adanya pertambahan laju atau percepatan pada gerak batu tersebut saat
jatuh ke tanah.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimanakah
hubungan antara massa benda dengan kecepatan gerak jatuh benda?
2. Bagaimanakah
hubungan ketinggian dengan kecepatan gerak jatuh benda?
C. TUJUAN
1. Mempelajari
gerak jatuh bebas.
2. Menghitung
besar percepatan gravitasi bumi g melalui percobaan gerak jatuh bebas.
DASAR
TEORI
Pada masa
lampau, hakekat gerak benda jatuh merupakan bahan pembahasan yang sangat
menarik dalam ilmu filsafat alam. Aristoteles, pernah mengatakan bahwa benda
yang beratnya lebih besar jatuh lebih cepat dibandingkan benda yang lebih
ringan. Pendapat aristoteles ini mempengaruhi pandangan orang-orang yang hidup
sebelum masa Galileo, yang menganggap bahwa benda yang lebih berat jatuh lebih
cepat dari benda yang lebih ringan yang berarti laju jatuhnya benda sebanding
dengan berat benda tersebut. Mungkin sebelum mempelajari pokok bahasan ini,
kita juga berpikiran demikian.
Misalnya kita
menjatuhkan selembar kertas dan sebuah batu dari ketinggian yang sama. Hasil
yang kita amati menunjukkan bahwa batu lebih dahulu menyentuh permukaan
tanah/lantai dibandingkan kertas. Sekarang, coba kita jatuhkan dua buah batu
dari ketinggian yang sama, di mana batu yang satu lebih besar dari yang lain.
ternyata kedua batu tersebut menyentuh permukaan tanah hampir pada saat yang
bersamaan, jika dibandingkan dengan batu dan kertas yang kita jatuhkan tadi.
Kita juga dapat melakukan percobaan dengan menjatuhkan batu dan kertas yang
berbentuk gumpalan.
Apa yang berpengaruh terhadap
gerak jatuh bebas pada batu atau kertas? Gaya gesekan udara. Hambatan atau
gesekan udara sangat mempengaruhi gerak jatuh bebas. Galileo mendalilkan
bahwa semua benda akan jatuh dengan percepatan yang sama apabila tidak ada
udara atau hambatan lainnya. Galileo menegaskan bahwa semua benda, berat
atau ringan, jatuh dengan percepatan yang sama, paling tidak jika tidak ada
udara. Galileo yakin bahwa udara berperan sebagai hambatan untuk benda-benda
yang sangat ringan yang memiliki permukaan yang luas. Tetapi pada banyak
keadaan biasa, hambatan udara ini bisa diabaikan. Pada suatu ruang di mana
udara telah diisap, benda ringan seperti selembar kertas yang dipegang horisontal
pun akan jatuh dengan percepatan yang sama seperti benda yang lain. Ia
menunjukkan bahwa untuk sebuah benda yang jatuh dari keadaan diam, jarak yang
ditempuh akan sebanding dengan kuadrat waktu. Walaupun demikian, Galileo adalah
orang pertama yang menurunkan hubungan matematis sehingga diperoleh hasil yang
sedemikian. Sumbangan Galileo yang khusus terhadap pemahaman kita mengenai
gerak benda jatuh, dapat dirangkum sebagai berikut : “Pada suatu lokasi
tertentu di Bumi dan dengan tidak adanya hambatan udara, semua benda jatuh
dengan percepatan konstan yang sama.”
Kita menyebut
percepatan ini sebagai percepatan yang disebabkan oleh gravitasi pada bumi dan
memberinya simbol g. Besarnya kira-kira 9,8 m/s2. Dalam satuan
Inggris alias British, besar g kira-kira 32 ft/s2. Percepatan yang
disebabkan oleh gravitasi adalah percepatan sebuah vektor dan arahnya menuju
pusat bumi.
Selama
membahas Gerak Jatuh Bebas, kita menggunakan rumus/persamaan GLBB, yang telah
dijelaskan pada pokok bahasan GLBB. Kita pilih kerangka acuan yang diam
terhadap bumi. Kita menggantikan x atau s (pada persamaan GLBB) dengan h
(ketinggian), karena benda bergerak vertikal. Kedudukan awal benda kita
tetapkan h0 = 0 untuk t = 0 dengan kecepatan awal v0 = 0.
Percepatan yang dialami benda ketika jatuh bebas adalah percepatan gravitasi,
sehingga kita menggantikan a dengan g. Sehingga kecepatan sesaat benda v(t) yang awalnya
adalah :
v (t) = vo + gt
berubah
menjadi :
V(t) = gt .................... (1)
Dan setelah waktu t benda
akan bergerak sejauh :
h = vot + ½ gt2
h = ½ gt2 ...................... (2)
Sehingga
perumusan untuk mencari percepatan gravitasi melalui percobaan Gerak Jatuh
Bebas dapat ditulis :
g = 2h/t2 ....................... (3)
METODE PERCOBAAN
A. RANCANGAN
PERCOBAAN
B. ALAT dan
BAHAN
1. Bola
baja 1 set
2. Digital
counter 1 buah
3. Receptor
pad 1 buah
4. Holding
magnet 1 buah
5. Button
switch 1 buah
6. Kabel
kontak (probe) 1 buah
7. Mistar
2 m 1 buah
8. Mistar
30 cm 1 buah
9. Statif 1 buah
C. LANGKAH PERCOBAAN
Langkah
awal yang kita lakukan adalah menghubungakan reeceptor pad, holding magnet, dan
button switch pada digital counter kemudian menghubungkannya dengan sumber
tegangan. Selanjutnya, bola baja dilekatkan pada holding magnet sebuah magnet
dinamis (alat elektromagnet berupa solenoida yang berfungsi sebagai magnet
apabila ada tegangan listrik). Pada saat tegangan elektromagnet dihilangkan
dengan cara menekann button switch, bola dengan massa m akan jatuh dengan
percepatan konstan karena gaya gravitasi atau gaya berat sebesar :
F
= m . g
Pada
percobaan, waktu pengukuran secara elektronik (timer) mulai menghitung pada
saat bola dilepaskan. Setelah melewati jarak jatuh, receptor pad akan
menghentikan waktu pengukuran. Pengukuran dapat dilakukan dengan beberapa
variasi jarak jatuh h dan 2 kali manipulasi massa bola baja. Dan selama
percobaan gesekan udara diabaikan.
D. VARIABEL
1. Variabel
kontrol : jenis benda yaitu bola baja
2. Variabel
manipulasi: massa bola baja dan ketinggiannya dari reseptor pad
3. Variabel
respon : waktu yang dibutuhkan bola
baja saat lepas dari holding magnet hingga menumbuk reseptor pad.
HASIL dan ANALISA
B.
Analisa
Taraf
ketelitian percobaan ini adalah 99,85%, yang berarti bahwa precisionnya sangat
tinggi. Dan dapat terlihat nilai rata-rata percepatan gravitasi dari hasil
percobaan sebesar 9.81+ 0.014 m/s2, yaitu accuracy hasil
terlihat signifikan. Jika dibentuk grafik maka bisa dipastikan grafik akan
tergambar hampir linier dengan persamaan garis yang telah terhitung y = 9.841 .
Namun, nilai rata-rata hasil percobaan berlebih 0.021 dari nilai secara teori 9,789
m/s2. Dan waktu yang dibutuhkan bola baja menyentuh receptor pad
berbeda di setiap ketinggian yang berbeda. Namun, massa yang berbeda (6,8 gr
dan 1,9 gr) tidak menunjukkan adanya perbedaan yang besar, perbedaan hanya
terjadi pada ketingggian 127,0 cm. Tidak seperti yang diperlihatkan oleh
manipulasi ketinggian, pada ketinggian yang dimanipulasi semakin besar, waktu
yang ditunjukkan oleh digital counter semakin lama.
DISKUSI
Ketidaktepatan
hasil percobaan yang berlebih 0.021 dari nilai secara teori disebabkan oleh
respon terhadap waktu, yaitu respon yang dilakukan oleh pengamat tidak akurat.
Terdapat empat pengamat yang berbeda yang menekan tombol switch counter dalam
serangkaian proses mendapatkan data kuantitatif dengan 2 kali manipulasi massa
dan 5 kali manipulasi ketinggian (masing-masing pengamat bertugas secara
bergantian). Ada saat dimana pengamat lebih dulu menekan tombol switch counter
padahal respon alat belum siap. Dan sebaliknya, pengamat terlambat menekan
tombol switch counter. Serta perbedaan waktu bola baja 6,8 gr dan 1,9 gr pada
ketinggian 127,0 cm dikarenakan gesekan udara tidak dapat begitu saja
diabaikan. Karena percobaan dilakukan bukan dalam kondisi vakum atau ruang
hampa udara. Kecepatan benda dalam perjalananya menumbuk receptor pad
senantiasa dihambat oleh udara saat udara dan permukaan benda saling
bersentuhan.
KESIMPULAN
Ketinggian
berbanding lurus dengan percepatan gravitasi, semakin tinggi kedudukan batu
terhadap permukaan tanah, semakin besar kecepatan batu tersebut saat hendak
menyentuh permukaan tanah. Dengan demikian, percepatan benda jatuh bebas
bergantung pada ketinggian alias kedudukan benda terhadap permukaan tanah. Di
samping itu, percepatan atau pertambahan kecepatan benda saat jatuh bebas bergantung
juga pada lamanya waktu. Ketinggian berbanding lurus dengan waktu, benda yang
kedudukannya lebih tinggi terhadap permukaan tanah akan memerlukan waktu lebih
lama untuk sampai pada permukaan tanah dibandingkan dengan benda yang
kedudukannya lebih rendah. Dan massa tidak mempengaruhi kecepatan jatuh benda dalam
kondisi ruang hampa udara.