TUGAS TEORI
BELAJAR
1.
Bagaimana cara membuat informasi dari memori jangka
pendek masuk ke memori jangka panjang ?
Pepatah mengatakan bahwa “ membaca kita tahu,
mendengar kita mengerti, dan melakukan kita bisa lebih memahami”. Memori jangka
panjang memiliki kapasitas yang sangat besar dan mampu menyimpan informasi
dalam waktu yang lama. Tidak sulit membuat informasi yang kita dapatkan masuk
ke dalam memori jangka panjang. Lebih dulu kita harus menaruh perhatian yang
mendalam terhadap suatu informasi, kemudian mengulang informasi tersebut dengan
mengaplikasikan secara nyata apabila masih memungkinkan untuk dipraktikkan. Misalnya
fakta (rumus fisika) yang berkaitan dengan hukum Ohm yaitu ( V = I.R ), maka
kita harus memperbanyak mengerjakan latihan soal yang berkaitan dengan rumus
tersebut. Atau yang berkaitan dengan konsep fisika seperti prinsip kerja alat
optik yang memungkinkan untuk dilakukan percobaan mendemonstrasikan prinsip
kerja dari lup, mikroskop, kamera dengan alat dan bahan yang sederhana ( lensa
dan bangku optik), atau membuat teropong dari karton yang didalamnya
dipasangkan 2 buah lensa positif yang disesuaikan jaraknya agar dapat digunakan
untuk melihat benda-benda yang jauh sebagaimana fungsinya. Dengan pernah
mengalaminya secara nyata, maka informasi yang kita dapat dari indera akan jauh
lebih lama disimpan di dalam memori, yaitu tersimpan di dalam memori jangka
panjang. Hal pengulangan di atas dikenal sebagai latihan pemeliharaan.
Selanjutnya cara lain dikenal dengan sebutan latihan elaboratif, menghubungkan
informasi yang diterima dengan informasi yang sudah ada di dalam memori jangka
panjang yang sebelumnya sudah diketahui atau menambah makna kepada informasi
baru dengan mengkoneksikannya terhadap pengetahuan yang sudah ada. Contohnya :
sekarang ini sebagai mahasiswa fisika, kita mendapatkan informasi tambahan
mengenai pemantulan dan pembiasan pada bidang sferis khusunya penggunaan metode
Gauss dan metode Newton dalam menentukan letak bayangan. Dan sebelumnya di SMP
maupun SMA kita pernah mendapatkan materi pemantulan pada cermin dan pembiasan
pada lensa. Materi yang pernah didapatkan dulu itu, akan digunakan sebagai
penunjang bagi infomasi baru saat ini agar lebih mudah diserap dan dipahami
sehingga akan masuk ke memori jangka panjang.
2.
Buatlah dalam pelajaran fisika gambaran dari memori
episodik, semantik, dan prosedural !
a.
Hal penting
dalam memori episodik adalah gambaran (bayangan), isyarat yang berhubungan
dengan ruang dan waktu membantu kita memanggil kembali informasi dari bagian
memori ini. Contoh : saat kita belajar mengenai sifat atau karakteristik dari
lensa cembung yaitu mengumpulkan cahaya (konvergen), saat waktu siang dengan
panas yang terik kita disuruh keluar kelas secara berkelompok dengan setiap
kelompok memegang 2 buah lensa cembung. Mereka ditugaskan untuk memperlihatkan
sifat konvergen lensa positif tersebut. Yaitu dengan memfokuskan sinar-sinar
yang datang dari cahaya matahari. Indikator bahwa mereka berhasil adalah
terbakarnya kertas yang ada di bawah lensa. Konsep ini akan tersimpan di bagian
memori episodik karena konsep fisika di atas diingat melalui gambaran kapan dan
di mana pelajaran fisika tersebut berlangsung.
b.
Memori
semantik diorganisasikan dengan cara yang sangat berbeda. Yaitu secara mental
ke dalam jaringan gagasan-gagasan yang saling tersambung atau saling berkaitan
yang disebut skemata. Contoh :
c.
Memori
prosedural adalah kemampuan mengingat kembali cara melakukan sesuatu, khususnya
tugas fisik dan disimpan ke dalam serangkaian pasangan stimulus-respon. Contoh
: kita melakukan praktikum yang bertujuan membandingkan percepatan pada bidang
datar dengan bidang miring. Memori prosedural menekankan pada bagaimana
melakukan sesuatu atau yang berkaitan dengan proses. Dengan kita telah
melakukan praktikum di atas, kita akan mengingat langkah-langkah dari awal
hingga akhir praktikum untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Sehingga dengan
proses yang bertahap, kita akan mampu mengulang praktikum tersebut pada
beberapa tahun kemudian tanpa belajar. Serta dapat membedakan dengan jelas
bahwa percepatan akan lebih besar pada saat benda meluncur dari bidang miring.
Sehingga kemungkinan dalam kehidupan sehari-hari, kita akan menurunkan
kecepatan dan berhati-hati saat berada di jalan pegunungan.
3.
Berikan contoh tentang hambatan retroaktif,
proaktif, dan bagaimana hubungannya dengan perilaku siswa yang mengalami
kesulitan belajar ?
a.
Contoh hambatan
retroaktif : sebelumnya kita belajar notasi tekanan (P) pada (P = F/A) kemudian
terdapat informasi baru bahwa notasi (P) adalah momentum yaitu (P = m.v). Di
sini kita mengalami kesulitan untuk mengingat informasi lama karena mirip
dengan informasi yang baru.
b.
Contoh hambatan
proaktif : selama ini kita belajar tentang gaya konservatif yaitu gaya yang
mengabaikan lintasan gerak dan hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir.
Sehingga itu memudahkan kita belajar konsep energi mekanik maupun menyelesaikan
perhitungan dalam soal. Kemudian sekarang kita dikenalkan pada konsep
termodinamika yang menggunakan gaya nonkonservatif artinya jalan yang diambil
diperhitungkan, sehingga langkah untuk menyelesaikan soal pun berubah. Kita
akan kesulitan memahami informasi baru tersebut karena adanya pemahaman yang
kuat terhadap informasi yang lama.
Hubungannya erat sekali dengan perilaku siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Karena siswa akan mudah sekali mengalami
kebingungan konsep apabila tidak segera diatasi. Dan itu akan memperlemah minat
belajar siswa terhadap suatu pelajaran karena perasaan tidak menyenangkan. Jika
terus dibiarkan, maka siswa akan sulit untuk tertarik kembali pada pelajaran
tersebut yang akhirnya akan membencinya.
c.
Berikan contoh tahapan-tahapan dalam proses
pembelajaran melalui murder !
Misalnya
pada model pembelajaran kooperatif menggunakan sepasang anggota (dua siswa yang
terlibat secara langsung atau interaksi yang memiliki kecocokan dan kenyamanan)
untuk menyelesaikan soal-soal yang berada di buku.
a. Mood,
berada dalam suasana untuk belajar. Contoh : ruangan dibersihkan terlebih
dahulu untuk menciptakan kenyamanan belajar, dan kelompok-kelompok dibentuk
berdasarkan kecocokan dan kenyamanan yaitu membaginya dengan merata pada
tingkat kemampuan akademik.
b. Understand
(memahami) tujuan dan kondisi tugas yang dihadapi. Contoh : setiap anggota
kelompok diminta membaca terlebih dahulu petunjuk dari tugas yang diberikan
yang meliputi multiple choice dan essay. Kemudian mengidentifikasi soal-soal
yang sekilas terlihat sulit.
c. Recall
(menghafal) informasi yang relevan dengan tugas tersebut. Contoh : siswa dalam
mengerjakan tugas yang diberikan diwajibkan menganalisis konsep-konsep yang
terkait, konsep dapat diolah menggunakan singkatan-singkatan tertentu yang
berhubungan dengan pengalaman hidupnya agar mudah diingat. Seperti nama kucing
kesayangannya (vir) yang dipasangkan dengan rumus V = I R.
d. Detect
(menemukan) ketidaktelitian, kekeliruan, dan cara-cara mengorganisasikan
informasi. Contoh : 2 anggota tadi yang memiliki kemampuan akademik yang
berbeda, saling bertukar pendapat untuk memilih langkah-langkah penyelesaian
yang tercepat dalam mengerjakan soal multiple choice dan saling mengkoreksi jawaban
essay yang paling sesuai dengan yang dimaksud oleh soal. Dan soal yangdianggap
sekilas sulit pada tahap U dicoba untuk dikerjakan bersama.
e. Elaborate
(menguraikan secara lebih rinci) informasi itu ke dalam suatu jawaban yang
memadai. Contoh : siswa tadi mencoba mengerjakan essay dengan selalu memberikan
contoh dalam kehidupan nyata yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Kemudian mengembangkan soal multiple choice ke dalam tipe-tipe yang lebih
sulit. Misalnya awalnya ditanya rangkaian listrik dengan hambatan disusun
paralel dan seri, kemudian dikembangkan bagaimana jika rangkaian tersebut
merupakan gabungan dari rangkaian seri dan paralel.
f. Review
(telaah) materi itu dan pusatkan pada informasi yang belum anda kuasai dengan
baik. Contoh : anggota mencari 1 pusat kebingungannya kemudian membahasnya
bersama-sama di forum kelas seperti fakta pada rumus (V = I.R), terlihat bahwa
tegangan berbanding lurus dengan arus. Kemudian rumus ( V = P/I), terlihat
bahwa tegangan berbanding terbalik dengan arus. Akan diajukan pertanyaan
mengapa hubungan antara tegangan dan arus tidak sama?.
d.
Buatlah skemata dari pelajaran fisika!
Seperti yang terdapat pada contoh memori semantik di
atas!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar