Jumat, 30 Maret 2012

MEMORI JANGKA PANJANG


TUGAS TEORI BELAJAR
1.    Bagaimana cara membuat informasi dari memori jangka pendek masuk ke memori jangka panjang ?
Pepatah mengatakan bahwa “ membaca kita tahu, mendengar kita mengerti, dan melakukan kita bisa lebih memahami”. Memori jangka panjang memiliki kapasitas yang sangat besar dan mampu menyimpan informasi dalam waktu yang lama. Tidak sulit membuat informasi yang kita dapatkan masuk ke dalam memori jangka panjang. Lebih dulu kita harus menaruh perhatian yang mendalam terhadap suatu informasi, kemudian mengulang informasi tersebut dengan mengaplikasikan secara nyata apabila masih memungkinkan untuk dipraktikkan. Misalnya fakta (rumus fisika) yang berkaitan dengan hukum Ohm yaitu ( V = I.R ), maka kita harus memperbanyak mengerjakan latihan soal yang berkaitan dengan rumus tersebut. Atau yang berkaitan dengan konsep fisika seperti prinsip kerja alat optik yang memungkinkan untuk dilakukan percobaan mendemonstrasikan prinsip kerja dari lup, mikroskop, kamera dengan alat dan bahan yang sederhana ( lensa dan bangku optik), atau membuat teropong dari karton yang didalamnya dipasangkan 2 buah lensa positif yang disesuaikan jaraknya agar dapat digunakan untuk melihat benda-benda yang jauh sebagaimana fungsinya. Dengan pernah mengalaminya secara nyata, maka informasi yang kita dapat dari indera akan jauh lebih lama disimpan di dalam memori, yaitu tersimpan di dalam memori jangka panjang. Hal pengulangan di atas dikenal sebagai latihan pemeliharaan. Selanjutnya cara lain dikenal dengan sebutan latihan elaboratif, menghubungkan informasi yang diterima dengan informasi yang sudah ada di dalam memori jangka panjang yang sebelumnya sudah diketahui atau menambah makna kepada informasi baru dengan mengkoneksikannya terhadap pengetahuan yang sudah ada. Contohnya : sekarang ini sebagai mahasiswa fisika, kita mendapatkan informasi tambahan mengenai pemantulan dan pembiasan pada bidang sferis khusunya penggunaan metode Gauss dan metode Newton dalam menentukan letak bayangan. Dan sebelumnya di SMP maupun SMA kita pernah mendapatkan materi pemantulan pada cermin dan pembiasan pada lensa. Materi yang pernah didapatkan dulu itu, akan digunakan sebagai penunjang bagi infomasi baru saat ini agar lebih mudah diserap dan dipahami sehingga akan masuk ke memori jangka panjang.
2.    Buatlah dalam pelajaran fisika gambaran dari memori episodik, semantik, dan prosedural !
a.    Hal penting dalam memori episodik adalah gambaran (bayangan), isyarat yang berhubungan dengan ruang dan waktu membantu kita memanggil kembali informasi dari bagian memori ini. Contoh : saat kita belajar mengenai sifat atau karakteristik dari lensa cembung yaitu mengumpulkan cahaya (konvergen), saat waktu siang dengan panas yang terik kita disuruh keluar kelas secara berkelompok dengan setiap kelompok memegang 2 buah lensa cembung. Mereka ditugaskan untuk memperlihatkan sifat konvergen lensa positif tersebut. Yaitu dengan memfokuskan sinar-sinar yang datang dari cahaya matahari. Indikator bahwa mereka berhasil adalah terbakarnya kertas yang ada di bawah lensa. Konsep ini akan tersimpan di bagian memori episodik karena konsep fisika di atas diingat melalui gambaran kapan dan di mana pelajaran fisika tersebut berlangsung.
b.    Memori semantik diorganisasikan dengan cara yang sangat berbeda. Yaitu secara mental ke dalam jaringan gagasan-gagasan yang saling tersambung atau saling berkaitan yang disebut skemata. Contoh :










c.    Memori prosedural adalah kemampuan mengingat kembali cara melakukan sesuatu, khususnya tugas fisik dan disimpan ke dalam serangkaian pasangan stimulus-respon. Contoh : kita melakukan praktikum yang bertujuan membandingkan percepatan pada bidang datar dengan bidang miring. Memori prosedural menekankan pada bagaimana melakukan sesuatu atau yang berkaitan dengan proses. Dengan kita telah melakukan praktikum di atas, kita akan mengingat langkah-langkah dari awal hingga akhir praktikum untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Sehingga dengan proses yang bertahap, kita akan mampu mengulang praktikum tersebut pada beberapa tahun kemudian tanpa belajar. Serta dapat membedakan dengan jelas bahwa percepatan akan lebih besar pada saat benda meluncur dari bidang miring. Sehingga kemungkinan dalam kehidupan sehari-hari, kita akan menurunkan kecepatan dan berhati-hati saat berada di jalan pegunungan.
3.    Berikan contoh tentang hambatan retroaktif, proaktif, dan bagaimana hubungannya dengan perilaku siswa yang mengalami kesulitan belajar ?
a.    Contoh hambatan retroaktif : sebelumnya kita belajar notasi tekanan (P) pada (P = F/A) kemudian terdapat informasi baru bahwa notasi (P) adalah momentum yaitu (P = m.v). Di sini kita mengalami kesulitan untuk mengingat informasi lama karena mirip dengan informasi yang baru.
b.    Contoh hambatan proaktif : selama ini kita belajar tentang gaya konservatif yaitu gaya yang mengabaikan lintasan gerak dan hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir. Sehingga itu memudahkan kita belajar konsep energi mekanik maupun menyelesaikan perhitungan dalam soal. Kemudian sekarang kita dikenalkan pada konsep termodinamika yang menggunakan gaya nonkonservatif artinya jalan yang diambil diperhitungkan, sehingga langkah untuk menyelesaikan soal pun berubah. Kita akan kesulitan memahami informasi baru tersebut karena adanya pemahaman yang kuat terhadap informasi yang lama.
Hubungannya erat sekali dengan perilaku siswa yang mengalami kesulitan belajar. Karena siswa akan mudah sekali mengalami kebingungan konsep apabila tidak segera diatasi. Dan itu akan memperlemah minat belajar siswa terhadap suatu pelajaran karena perasaan tidak menyenangkan. Jika terus dibiarkan, maka siswa akan sulit untuk tertarik kembali pada pelajaran tersebut yang akhirnya akan membencinya.
c.    Berikan contoh tahapan-tahapan dalam proses pembelajaran melalui murder !
Misalnya pada model pembelajaran kooperatif menggunakan sepasang anggota (dua siswa yang terlibat secara langsung atau interaksi yang memiliki kecocokan dan kenyamanan) untuk menyelesaikan soal-soal yang berada di buku.
a.    Mood, berada dalam suasana untuk belajar. Contoh : ruangan dibersihkan terlebih dahulu untuk menciptakan kenyamanan belajar, dan kelompok-kelompok dibentuk berdasarkan kecocokan dan kenyamanan yaitu membaginya dengan merata pada tingkat kemampuan akademik.
b.    Understand (memahami) tujuan dan kondisi tugas yang dihadapi. Contoh : setiap anggota kelompok diminta membaca terlebih dahulu petunjuk dari tugas yang diberikan yang meliputi multiple choice dan essay. Kemudian mengidentifikasi soal-soal yang sekilas terlihat sulit.
c.    Recall (menghafal) informasi yang relevan dengan tugas tersebut. Contoh : siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan diwajibkan menganalisis konsep-konsep yang terkait, konsep dapat diolah menggunakan singkatan-singkatan tertentu yang berhubungan dengan pengalaman hidupnya agar mudah diingat. Seperti nama kucing kesayangannya (vir) yang dipasangkan dengan rumus V = I R.
d.   Detect (menemukan) ketidaktelitian, kekeliruan, dan cara-cara mengorganisasikan informasi. Contoh : 2 anggota tadi yang memiliki kemampuan akademik yang berbeda, saling bertukar pendapat untuk memilih langkah-langkah penyelesaian yang tercepat dalam mengerjakan soal multiple choice dan saling mengkoreksi jawaban essay yang paling sesuai dengan yang dimaksud oleh soal. Dan soal yangdianggap sekilas sulit pada tahap U dicoba untuk dikerjakan bersama.
e.    Elaborate (menguraikan secara lebih rinci) informasi itu ke dalam suatu jawaban yang memadai. Contoh : siswa tadi mencoba mengerjakan essay dengan selalu memberikan contoh dalam kehidupan nyata yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian mengembangkan soal multiple choice ke dalam tipe-tipe yang lebih sulit. Misalnya awalnya ditanya rangkaian listrik dengan hambatan disusun paralel dan seri, kemudian dikembangkan bagaimana jika rangkaian tersebut merupakan gabungan dari rangkaian seri dan paralel.
f.     Review (telaah) materi itu dan pusatkan pada informasi yang belum anda kuasai dengan baik. Contoh : anggota mencari 1 pusat kebingungannya kemudian membahasnya bersama-sama di forum kelas seperti fakta pada rumus (V = I.R), terlihat bahwa tegangan berbanding lurus dengan arus. Kemudian rumus ( V = P/I), terlihat bahwa tegangan berbanding terbalik dengan arus. Akan diajukan pertanyaan mengapa hubungan antara tegangan dan arus tidak sama?.
d.   Buatlah skemata dari pelajaran fisika!
Seperti yang terdapat pada contoh memori semantik di atas!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar